“Dua GI yang didirikan ini merupakan galeri investasi edukasi bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 4 Palu dan SMK Negeri 1 Parigi, Kabupaten Parigi Moutong,” kata Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik saat meresmikan dua GI di Sulteng, Rabu.
Ia menjelaskan, pendirian galeri ini dimaksudkan sebagai upaya mengenalkan pasar modal sejak dini kepada masyarakat mulai tingkat remaja, dewasa, kalangan akademisi maupun kalangan profesional atau pebisnis.
Langkah ini juga untuk melatih kaum milenial menjalankan bisnis sekaligus mengenalkan bentuk-bentuk investasi resmi, salah satunya bursa efek atau pasar modal.
“Sejak dini perlu dikenalkan investasi kepada masyarakat dengan harapan dapat terbangun kemandirian dalam mengelola keuangan,” ujarnya.
Menurut data BEI Perwakilan Sulteng tahun 2022, klasifikasi usia yang melantai di bursa saham sekitar 26,4 persen merupakan kalangan pelajar dan 16,9 persen kalangan pengusaha serta 31 persen pegawai swasta.
Dilihat dari data ini, katanya, kalangan remaja cukup antusias ikut serta menjadi investor pasar modal, karena akses platform ini sangat mudah dan tidak membutuhkan modal besar menjadi investor di bursa saham.
Ia mengatakan, dengan hadirnya dua GI di Sulteng menambah deretan daftar GI secara nasional sekitar 770 galeri BEI, dan jumlah investor di bursa saham Sulteng tahun lalu meningkat signifikan sebanyak 17.406 single investor identifikasi (SID), atau bertambah 4.275 investor dibandingkan tahun 2021 yang hanya 13.131 SID.
Dilihat dari statistik dominasi investor, tercatat Kota Palu memiliki 7.726 SID, disusul Kabupaten Banggai 1.900 SID dan nilai transaksi secara keseluruhan di provinsi ini meningkat tajam dari Rp6,7 triliun pada 2021 menjadi Rp7,6 triliun pada 2022.
“Investor di pasar modal Sulteng didominasi kalangan milenial usia 30 tahun ke bawah,” katanya.
Discussion about this post