KILASBANGGAI.COM, BANGKEP- Teka-teki siapa figur yang bakal maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banggai Kepulauan (Bangkep) 2024 mendatang tampaknya mulai terlihat dari kader PDIP.
Sinyal politik itu mulai terlihat seiring tersebarnya baliho di seluruh kecamatan dari salah seorang legislator DPRD Bangkep, Eko Wahyudi.
Amatan Kilasbanggai.com, baliho bergambar Sekretaris DPC PDIP bertuliskan “For 2024 Bangkep” itu mulai tersebar merata di sepanjang jalan utama di seluruh kecamatan.
Meski di baliho tidak secara eksplisit menyebutkan diri sebagai calon Bupati atau Wakil Bupati Bangkep, namun publik sepertinya mulai mencium niat dari pucuk pimpinan di DPRD Bangkep tersebut.
Siapa sebenarnya Eko Wahyudi?
Pria kelahiran Jawa Timur 3 Mei 1980 itu bukan orang baru di kalangan politisi Bangkep.
Ia menduduki kursi parlemen Trikora pada 2018 sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) dari Israfil Malingong.
Lalu pada Pileg 2019, Eko kembali terpilih menjadi wakil rakyat setelah mengoleksi suara yang cukup signifikan di Dapil 2 yang mencakup Kecamatan Tinangkung Utara, Totikum, dan Totikum Selatan.
Bahkan, ia berhasil menduduki kursi pucuk pimpinan sebagai Wakil Ketua 2 DPRD Banggai sampai sekarang.
Dihimpun dari berbagai sumber, Eko Wahyudi pernah melewati masa-masa sulit sebelum menjadi orang sukses dan tenar seperti sekarang.
Eko Wahyudi kabarnya pernah bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di KM Bangkep 1.
Belum lama bekerja, kapal penumpang itu dihantam ombak hingga terdampar di perairan Bolonan, Kecamatan Totikum.
Kehilangan pekerjaan tidak membuat Eko Wahyudi patah semangat.
Dia kembali mencari pekerjaan baru di Salakan, ibukota Kabupaten Banggai Kepulauan pada 2011 silam.
Satu di antara perusahaan jasa kontraktor di Salakan akhirnya menerima ayah 5 anak ini sebagai helper sopir truk.
Karena keuletan dan kejujurannya, karir Eko Wahyudi terus melejit hingga dipercaya mengemban jabatan sebagai manager.di perusahaan tersebut.
Kerja keras yang ditunjukkan Eko Wahyudi tidak datang kebetulan.
Semangat berjuang untuk hidup sudah ia lakukan sejak merantau pertama kali di Luwuk, Kabupaten Banggai.
Saat menempuh pendidikan di SMK Negeri 2 Luwuk pada tahun 2006-2009, Eko Wahyudi menjalani berbagai macam profesi.
Owner Mahameru Cafe 0 Kilometer Salakan ini pernah menjadi tukang cuci, buruh lepas, pedagang ubi, dan menjual kacang goreng di sekolah.
Meski begitu, Eko tetap lalui setiap tantangan dengan kesabaran.
Setelah lulus SMK Negeri 1 Luwuk, hasil tabungan dari upah usahanya itu mampu membelikan 1 ekor sapi seharga Rp 1 juta
Lalu terus berkembang hingga bisa membeli 13 ekor sapi.
Hasil itu ia dapatkan karena bekerja siang malam dengan prinsip “Mau sukses harus tekun, ulet, sabar, dan berani”.
Karena kesuksesannya, Eko kerap diundang sebagai pemateri tentang enterpreneurship untuk memotivasi anak pemuda di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kala itu, Eko Wahyudi bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa di Kota Salakan.
Tapi ia bisa menjadi politisi dan pengusaha sukses karena tekun berusaha. (*)
Discussion about this post